Prasasti Kuno Panjer Kebumen Berhuruf China Kuno


Prasasti Panjer ini berhuruf dan berbahasa China kuno serta berbahan batu Andesit, ditemukan pada tanggal 16 Januari 2014 di Panjer Kebumen. Prasasti Panjer Kebumen merupakan Prasasti yang cukup langka di jawa yang menggunakan aksara China kuno selain Prasasti Kwasen Jepara (Kerajaan Kalingga/Jiepara), diperkirakan prasati ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya, dengan adanya kedua prasasti beraksara China kuno semakin membuktikan budaya kuno jawa adalah budaya yang berasal dari china/tiongkok(tiongkok selatan) sebelum masuknya budaya India(Hindu-Budha).

Penemuan prasasti berhuruf Cina pada tanggal 16 Januari 2014 di kawasan ini menambah kuat bukti betapa pentingnya Kebumen di masa kerajaan Medang Mataram  sebagai sebuah daerah yang ramai di wilayah Barat yang telah dikenal sejak Medang Mataram dan berakhir pada awal berdirinya kerajaan Demak. Mulai masa itulah ibukota kerajaan tersebut berubah menjadi ibukota kadipaten Panjer hingga tahun 1832.

Temuan prasasti berhuruf Cina berbahan batu Andesit di Panjer semakin menguak misteri sejarah betapa pentingnya Kebumen di masa lalu yang dikenal dengan nama Panjer dengan ibukota yang dibumihanguskan Belanda pada tahun 1832 dan disulap menjadi NV. Oliefabrieken Insulinde Keboemen tahun 1851. Pabrik ini diswastakan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1915 dan diubah nama Mexolie. Pada masa Nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia tahun 1958 Mexolie diubah menjadi Nabatiyasa dan masuk dalam pengelolaan Bappit Pusat. Semenjak dilimpahkan kepada Provinsi Jawa Tengah pada awal 1980 an Pabrik Minyak kelapa terbesar di Indonesia ini pun berubah menjadi Sari Nabati hingga kebangkrutannya di tahun 1986.

Text tulisan dalam prasasti itu sebagai berikut:





jika ditulis mendatar menjadi 爪哇耐人口
Berdasarkan penelitian sementara yang dihubungkan dengan data – data sejarah Jawa dapat disimpulkan beberapa kemungkinan :
爪哇 Zhǎo wā ;= Jawa/Pulau jawa
耐 nài= residen/penduduk asli; atau resistant = mampu mentolelir/sabar
人口 rén kǒu population = populasi

dapat diartikan sebagai :
Zhou Hua diucapkan Ja wa mestinya dimaknai orang Jawa atau Kaum Ja wa, Nai bersabarlah, Ren Kuo semuanya atau seluruhnya

Zhou Hua (Ja wa) Nai Ren kuo maknanya Kaum Ja Wa atau orang Ja Wa bersabarlah semuanya atau seluruhnya ....

Lempengan/prasasti ini diperkirakan jaman Ji San Jaya (San Jaya) .. ketika terdesak dalam perang melawan Wangsa Syailendra ..

Referensi: berbagai sumber